Friday, October 17, 2008

Buka minda…



BERHENTILAH MENJADI GELAS........

Seorang guru Sufi melihat anak muridnya sedang bersedih lalu bertanya,
“mengapa kamu selalu murung, nak?Bukankan banyak hal yang indah di dunia ini?
Ke mana perginya wajah syukurmu?”.

Jawab murid itu,”sejak kebelakangan ini, hidup ku selalu didatangi masalah. Sukar untuk saya tersenyum. Masalah datang menimpa-nimpa”.
Sang Guru tersenyum lalu berkata , “Nak, ambil segelas air dan segenggam garam, bawalah kemari. Biar kubaiki suasana hatimu,”.
Dan si murid pula melakukan seperti yang disuruh.
“ Ambil garam tadi dan masukkan ke dalam gelas itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu cuba kamu minum airnya sedikit.” Si Murid pun melakukannya dan wajahnya pun terus berubah kelat.
“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.
“Masin, dan perutku menjadi mual,”jawab Si Murid.
Sang guru tertawa dan berkata, “ Sekarang ikut aku”. Sang Guru membawa muridnya ke sebuah tasik lalu menyuruh si Murid taburkan garam dan tanpa membantah si murid melakukannya.
“ Sekarang, cuba kamu minum,” kata Sang Guru. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air tasik lalu meminumnya. Terasa sekali betapa air tasik yang dingin dan segar mengalir di tekaknya lalu sekali gus menghilangkan rasa masin air yang diminum dari gelas tadi.
Sang Guru bertanya, “ Bagaimana rasanya,?”
“Segar, segar sekali!, kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan tangannya.
“ Terasakah garam yang yang kau taburkan tadi?” soal Sang Guru.
“ Tidak sama sekali,” kata Si Murd sambil mengambil air dan meminumnya lagi.
Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan anak muridnya itu minum sehingga puas.
“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.
“Segala masalah dalam hidup itu seperti garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang hidupmu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, sebegitu sahaja, tidak kurang dan tidak lebih. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia , walaupun dia seorang Nabi,yang bebas dari penderitaan dan masalah.”
Si murid terdiam, mendengarkannya.
“Tapi Nak, rasa ‘masin’ dari penderitaan yang dialami itu bergantung kepada besarnya ‘QALBU’ (hati) yang menampungnya.
Justeru, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi GELAS. Jadikanlah ‘qalbu’ dalam dadamu itu sebesar TASIK”

Kelolaan : Norhayati Hj. Ramlee

Moral: bertenaglah sewaktu musibah dan masalah datang menimpa hidup kita. Allah sentiasa bersama.
Tasik dan gelas adalah perumpaan bagi hati atau Qalbu.. Sama-samalah kita renungkan....

No comments: